(Mengungkap
Rendahnya Interaksi Sosial Siswa terhadap Guru)
Oleh : Asih
Dewayanti,SE.,M.Pd.I
Berawal dari kejadian yang kerap berulang :
guru merasa tak dikenali siswa , atau dengan kata lain siswa tak mengenali
gurunya. Inilah yang kemudian kami lakukan dalam pembelajaran Sosiologi di
kelas X IPS : melakukan penelitian sosial . Penelitian dilakukan diawali dengan
munculnya pertanyaan-pertenyaan berikut ini :
1. Benarkah banyak siswa tak mengenali guru-guru
di sekolahnya (SMAN 1 Lemahabang) ?
2. Apa yang menjadi alasan mereka tak mengenali
guru-gurunya ?
3. Bagaimana seharusnya mengatasi masalah yang
ada ?
Berkaitan dengan materi Sosiologi kelas X
yakni Interaksi Sosial, kami ingin mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut. Untuk itu pelajaran Sosiologi kali ini dikemas dengan sebuah
permainan (game) berbentuk kuis
bernama kuis “SIAPA DIA”. Kuis ini digunakan sebagai sarana survey dan hasilnya
sebagai alat ukur tentang tingkat interaksi sosial siswa terhadap guru. Batasan
masalah dalam penelitian sosial ini adalah sbb :
a. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X IPS
tahun pelajaran 2016/2017
b. Penelitian dilakukan selama 25 Oktober s/d 2
November 2016
1.
Menyiapkan
satu lembar kertas berisi 20 foto guru SMAN 1 Lemahabang
2.
Peserta
didik dibagi dakam 8 kelompok,masing-masing terdiri atas 5 anggota
3.
Setiap
kelompok mengisi lembaran isian untuk mengisi nama dan mata pelajaran yang
diampu guru dalam gambar. Waktu dibatasi 15 menit.
4.
Penelitian
dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan mengapa mereka tidak mengenali nama guru
yang dimaksud melalui wawancara/dialog di antara peserta didik
5.
Survey
dilakukan terhadap 32 kelompok (4 kelas X IPS kali 8 kelompok)
Berikut hasil yang diperoleh :
1.
Mengenali 1-5 guru = 7 kelompok
(21,8 %)
2.
Mengenali
6-10 guru = 20 kelompok
(62,5%)
3.
Mengenali
11-15 guru = 3 kelompok (09,4%)
4.
Mengenali
16-20 guru = 2 kelompok (06,3%)
Berdasarkan hasil survey tersebut dapat
disimpulkan bahwa tingkat interaksi sosial siswa terhadap guru di SMA Negeri 1
Lemahabang adalah rendah karena
terdapat 62,5% kelompok yang hanya mengenali 6-10 guru dari 20 guru yang harus
dikenali.
Selanjutnya dari wawancara terhadap responden
diperoleh hasil tentang alasan mengapa mereka tidak/kurang mengenali guru-guru
yang dimaksud dalam kuis/angket, sebagai berikut :
1. Guru-guru tsb bukan guru yang mengajar di
kelas X IPS =
80%
2. Tidak ada sesi perkenalan dengan guru saat
MPLS =
12%
3. Jarang bertemu dengan guru-guru tersebut di
sekolah = 7%
4. Merasa tidak ada keharusan untuk mengenal
guru-guru tersebut = 1%
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
disimpulkan bahwa penyebab utama rendahnya interaksi sosial peserta terhadap
guru di SMA Ngeri 1 Lemahabang adalah karena guru-guru tersebut tidak mengajar
di kelas mereka (80%), dan tidak ada sesi perkenalan pada saat MPLS (Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah) sebanya 12 %, dan sisanya karena jarang bertemu
(7%) dan merasa tidak ada keharusan mengenal mereka (1%).
Rangkaian
penelitian ini diakhiri dengan saran yang diajukan oleh setiap kelompok agar
tingkat interaksi sosial peserta didik terhadap guru di SMA Negeri 1 Lemahabang
menjadi lebih baik, yaitu :
1.
Hendaknya
selalu diadakan sesi perkenalan guru di setiap awal tahun pelajaran (masa MPLS)
2.
Hendaknya
diagendakan siswa mencari tanda tangan guru pada masa MPLS
3.
Hendaknya
peserta didik selalu menyapa guru meskipun mereka tidak mengajar di kelasnya
4.
Hendaknya
peserta didik aktif mencari tahu untuk mengenal semua guru di SMA Negeri 1
Lemahabang.
Demikian .
Semoga tulisan ini memberikan manfaat .
khususnya demi menjaga silaturrahim antara pendidik dan peserta didik di SMA
Negeri 1 Lemahabang. Terima kasih atas kerjasama yang baik kepada seluruh
peserta didik kelas X IPS (1-4) tahun pelajaran 2016/2017.
Lemahabang ,08 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan ini adalah refleksi harianku, segala komentar....please-please aja.